Senin, 08 Maret 2010

Malas Kebengkel Resmi Karena Faktor Layanan


Fenomena biker lebih memilih melakukan servis atau perawatan ritun di bengkel umum ketimbang di bengkel resmi sudah tak terbantahkan. Hal ini salah satu yang membuat menjamurnya bengkel motor diberbagai penjuru.Sebabnya apa sih yang menjadi alas an dibalik semua ini?

Setelah melakukan survey kecil-kecilan, factor kenyamanan dan kondisi yang memungkinkan mereka berkonsultasi lebih akrab dengan mekanik menjadi poin utama. Di bengkel umum, sipemilik motor bisa dengan leluasa memperhatikan, bertanya bahkan menerangkan keluhan langsung ke mekanik.

Sementara itu di bengkel resmi, saat motor dikerjakan, pemilik motor hanya dipersilahkan duduk manis di ruang tunggu. Banyak konsumen yang tidak suka akan hal itu, dan para konsumen kurang puas akan hal tersebut.

Hal lain yang membuat konsumen batal masuk kebengkel resmi adalah melihat antrean. Jika telat dating atau agak kesiangan, sudah bisa dipastikan motor mendapat nomor urut jauh. Konsumen jadi membuang-buang waktunya. Penyebab lain adalah kemungkinan untuk memasangkan atau memilih produk aftermarket. Bengkel resmi biasanya ogah atau tidak berani memenuhi permintaan konsumen untuk memasang komponen yang bukan orisinil atau produk variasi. Itu karena takut nantinya akan menimbulkan dampak gugurnya garansi.

Faktor mekanik bengkel umum yang sudah berprestasi baik di lintasan balap resmi atau liar juga menjadi daya tarik lain bagi konsumen. Dengan aneka alas an tadi, maka bengkel resmi hanya diramaikan oleh motor baru yang masih mendapat jatah oli dan servis gratis. Setelah itu, bisa dipastikan mereka akan langsung datang beralih ke bengkel umum.

Selain itu, ada anggapan mahalnya biaya servis di bengkel resmi juga kerap jadi pertimbangan. Termasuk ada anggapan kalau mekanik bengkel resmi mekaniknya masih muda alias baru. Meski uda detraining, tapi tetap saja pengalaman masih dirasa belum layak.

Satu lagi yang kerap bikin enggan berkunjung ke bengkel resmi. “Mekaniknya kejar setoran”. Sebab di bengkel resmi ada aturan pemberian bonus. Bagi yang dapat banyak menservis motor akan mendapat uang tambahan. Akhirnya mekanik kerja serba kebut. Juga termasuk penggantian komponene. Mekanik dikasih target sebanyak mungkin mengganti parts. Sehingga dapat memberi masukan buat perusahaan. Jadi dapat diseimbulkan ada beberapa factor yang membuat konsumen agak enggan untuk membawa kendaraan bermotornya pada bengkel resmi, toh, ujung-ujungnya motor di pakai, buat apa mengeluarkan uang yang besar klo hasilnya akan sama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar