Rabu, 03 Maret 2010

Kenapa Bisa TTM (Teman Tapi Mesra) ???




Seperti lagu saja yang dibawakan Duo Maia. TTM..rupanya bukan sekedar lagu saja. Kenyataannya itu sedang ngrtrend di kalangan remaja, sekalipun tentu tidak semua remaja demikian. Di satu sisi tidak mau menjadi pacar, tetapi ingin berlaku atau diperlakukan sebagai pacar. Dalam kasus lain, disatu sisi masih berpacaran dengan sesorang, tetapi di sisi lain ingin juga “pacaran” dengan orang lain tanapa ikatan cinta.

Ini aneh! Apa bedanya dengan seorang suami atau istri yang jatuh cinta kepada orang lain lalu merka tetap menjalin cinta sekalipun tidak diikat pernikahan karena sudah tidak mungkin. Jika ada seorang suami atau istri berlaku demikian, kita akan menyebutnya orang itu berselingkuh! Lalu TTM apa bedanya?

TTm pada dasarnya adalah perselingkuhan! Karna TTM adalah perselingkuhan, tidak salah bila orang berumam, “Kecil-kecil belajar selingkuh!”., jika melihat remaja ber-TTM.

Munkin benar bahwa untuk sementara TTM bisa menjadi cara pelarian dari patah hati. Sekali lagi, sayangnya pelarian selalu tidak memecahkan masalah. Bahkan, kadang-kadang hal tersebut merupakan cara menunda persoalan. Jika benar bahwa TTM merupak cara mengatasi patah hati, seharunya dengan ber-TTM patah hati itu tidak akan terjadi. Benarkah demikian? Banyak remaja mengaku, akhir TTM sebenarnya sudah bisa ditebak. Lebih-lebih dalam kasus cinta segitiga, TTM hamper bisa dipastikan kasus cinta segitiga, TTM hamper bisa dipastikan berakhir dengan bubarnya hubungan. Selihai-lihainya kita memcoba menutupi “perselingkuhan” itu, cepat atau lambat, pacar kita yang resmi akan tahu juga. Artinya, patah hati itu pasti terjadi, Cuma tinggal waktunya saja yang belum kita ketahui.

Di atas semua itu, sering kali di balik upaya ber-TTM tersebut terdapat persoalan-persoalan lain yang lebih serius daripada sekedar perselingkuhan. Mungkin beberapa factor penyebab TTM.


  1. Cermin Pribadi Yang Tidak Mampu Berkomitmen

Jika benar bahwa kita mampu berkomitmen, kta tidak akan membagi cinta kita kepada oaring lain. Dengan ber-TTM kita ingin dekat dengan seseorang, tetapi tanpa ikatan. Dipihak lain, kita juga ingin pacaran dengan orang lain. Tetapi tidak mau melepaskan pacar kita. Ini jelas merupakan gambaran seseorang yang tidak mampu berkomitmen terhadap hubungan.

Bagi orang yang tidak berpacaran, bagaimanapun TTM tetap mencerminkan ketidakmampuannya berkomitmen. Orang yang punya komitmen yang tegas mengatakan “ Teman ya teman, pacar ya pacar!”. Orang-orang yang cuma ingin diperlakukan atau memperlakukan orang lain sebagai pacar menggambarkan ketidakbulatan hatinya. Tidak bulat hatinya artinya tidak berkomitmen!

Dalam kaitan ini, orang yang ber-TTM jelas bukan orang yang bisa menghargai ketulusan hubungan. “cinta” yang dibilang suci dinodai dengan pengkhianatan. Orang lain telah tulus memberikan cinta padanya, tetapi cinta itu dikhianati dengan melakukan sebuah hubungan gelap.


  1. Menggambarkan Pribadi yang lemah

Masih terkait pada komitmen, hanya seorang pribadi yang kuatlah yang berani berkomitmen. Dengan demikian , orang yang tidak berani berkomitmen adalah orang dengan pribadi yang lembek. Seorang pribadi yang tangguh tetap akan mengambil keputusan tegas, sekalipun ia tahu ada akibat yang tidak mengenakan di balik keputusan itu. Ia siap dengan segala resiko tidak mengenakan itu. Dengan kata lain, ia tidak cengeng.

Ber-TTM jelas merupakan sarana bagi kita untuk terhindar dari ketidak enakan akibat dari patah hati atau gagalnya hubungan cinta kita dengan seseorang. Orang ber-TTM karena pada dasarnya ia takut akan kesendirian, takut kesepian, takut tidak mendapatkan perhatian khusus, takut tidak memiliki orang yang dianggap istimewa, takut tetek-bengek. Oleh karena tidak sanggup menanggung segala resiko tersebut, jalan tengah ber-TTM pun ditempuh. Apa yang bisa kita bialng terhadap pribadi penakut semacam itu, selain pribadi yang lembek?


  1. Watak Hedonis

Orang Indonesia adalah orang yang memuja kenikmatan. “Nikmatilah hidup ini sepuas-puasnya!” begitu kata mereka. “Suruh enak-enak saja susah!” katanya. Remaja foya-foya, muda kaya raya, mati masuk surga adalah semboyan mereka. Orang hendonis adalah orang yang menempatkan kenikmatan diatas segalanya. Makan harus enak dan tidak perlu bersusah-susah pula. Belajar tidak perlu, yang penting hati senang dengan segala macam mainan yang ada. Hidup Cuma sekali, ngapain dibikin susah. Besok apalagi tahun depan itu urusan besok dan tahun depan.

Hidup memeang harus dinikmati, tetapi tidak untuk mengejar kenikmatan. Pribadi kita di tempa bukan untuk mengejar kenikmatan, tetapi dengan perjuangan. Tidak ada dalam sejarah, orang berhasil dengan malas-malasn.

Orang ber-TTM pada dasarnya karena ia tidak mau susah. Yang dikejar dan yang ada di kepalnya cuma kenikmatan bermesraan. Itulah yang merka tuju. Karena itu, mereka mengambil keputusan teman pun boleh, tidak usa jadi pacar, yang penting mesra. Hendonis bukan???


  1. Mengelak Dari Tanggung Jawab

Orang yang tidak bertanggung jawab adalah orang yang mengelak dari resiko atas keputusannya sendiri. Mestinya, karena mereka telah memutuskan untuk sekedar berteman, seharunya tidak ada mesra-mesraan. Hanya berteman, tetapi tetap ingin bermesraan merupakan gambaran orang yang tidak benari menanggung resiko adalah orang yang tidak bertanggung jawab.


  1. Tidak Dewasa

Salah satu ciri orang dewasa adalah berani mengambil keputusan tegas dan siap menghadapi segala resiko yang timbul. Selain itu, orang dewa tidak akan berkompromi kalau sudah menyangkut hal prinsip. Orang yang dewasa juga akan berpikir jauh kedepan. Ia lebih sering mengutamakan akhir yang baik, daripada sekedar menuruti keingingan dan kenikmatan sesaat.


Apa yang masih bisa diharapkan dari seorang remaja yang tidak mampu berkomitmen, pribadinya lembek, kekanak-kanakan alias tak berani menanggung resiko, kerjanya megelak dari tanggung jawab dan hendonis semacam itu? Di masa depan kita butuh orang-orang yang penuh komitmen, pribadi tangguh, dewasa dengan keberanian mengambil resiko dan memikul tanggung jawab serta orang-orang yang tidak hanyan mengejar kenikmatan sesaat. Dan, semua itu tidak dating dengan sendirinya melainkan harus dilatih dan dibiasakan sejak sekarang, sementara masih remaja. Berani terima tantangan? Siapkan dirimu sebelum terlambat dengan tidak ikut saja apa yang terjadi di sekitarmu dan bersikap kritis terhadapnya termasuk dalam TTM (Teman Tapi Mesra).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar